Well, aku mau sedikit share sama kalian yang baca postingan-ku ini.
Seringkali aku tanya-tanya sama temen, sebenernya cuma iseng tanya sih. "Cita-citamu apa?" Mereka jawab, "aku pengen jadi A," "aku pengen jadi B". Semuanya fine-fine aja. Tapi aku heran, beberapa orang mempermasalahkan cita-citaku.
Saat aku bilang "mungkin aku akan jadi guru SD", beberapa di antaranya ada yang bilang " JANGAN". "Mending kamu jadi dokter, atau dosen mungkin, bla bla bla". Dan aku mendengar kalimat seperti itu bukan hanya sekali. Bahkan ada yang bilang "Zah, bercita-citalah setinggi langit". Lalu, apakah menjadi "GURU SD" bukan cita-cita yang melangit? Aku sendiri bingung, toh, guru adalah sebuah cita-cita yang mulia.
Mungkin, selama ini finansial menjadi pertimbangan utama. Di mata beberapa orang guru masih menjadi pekerjaan "low fee". Namun, bagiku menjadi seorang guru adalah sebuah pengabdian luar biasa. Semua pekerjaan mulia, dan kurasa aku berhak memilih mana pun yang aku suka.
Teman, menjadi guru bukan pekerjaan mentereng. Menjadi guru juga bukan pekerjaan yang gemerlap. Tak ada kerlap-kerlip lampu sorot yang memancar, juga pendar-pendar cahaya setiap kali guru-guru itu sedang membaktikan diri. Sebab mereka memang bukan para pesohor, bukan pula bintang panggung.
Namun, ada sesuatu yang mulia disana. Pada guru lah ada kerlap-kerlip cahaya kebajikan dalam setiap nilai yang mereka ajarkan. Lewat guru lah memancar pendar-pendar sinar keikhlasan dan ketulusan pada kerja yang mereka lakukan. Merekalah sumber cahaya-cahaya itu, yang menyinari setiap hati anak-anak didik mereka.
Dari gurulah kita belajar mengeja kata dan kalimat. Pada gurulah kita belajar lamat-lamat bahasa dunia. Lewat guru, kita belajar budi pekerti, belajar mengasah hati, dan menyelami nurani. Lewat guru pula kita mengerti tentang banyak hal-hal yang tak kita pahami sebelumnya. Tak berlebihankah jika kita menyebutnya sebagai pekerjaan yang mulia?
Teman, jika ingin merasakan pengalaman batin yang berbeda, cobalah menjadi guru. Rasakan kenikmatan saat setiap anak-anak itu memanggil Anda dengan sebutan itu, dan biarkan mata penuh perhatian itu memenuhi hati Anda. Ada sesuatu yang berbeda disana. Cobalah. Rasakan.
Namun, ada sesuatu yang mulia disana. Pada guru lah ada kerlap-kerlip cahaya kebajikan dalam setiap nilai yang mereka ajarkan. Lewat guru lah memancar pendar-pendar sinar keikhlasan dan ketulusan pada kerja yang mereka lakukan. Merekalah sumber cahaya-cahaya itu, yang menyinari setiap hati anak-anak didik mereka.
Dari gurulah kita belajar mengeja kata dan kalimat. Pada gurulah kita belajar lamat-lamat bahasa dunia. Lewat guru, kita belajar budi pekerti, belajar mengasah hati, dan menyelami nurani. Lewat guru pula kita mengerti tentang banyak hal-hal yang tak kita pahami sebelumnya. Tak berlebihankah jika kita menyebutnya sebagai pekerjaan yang mulia?
Teman, jika ingin merasakan pengalaman batin yang berbeda, cobalah menjadi guru. Rasakan kenikmatan saat setiap anak-anak itu memanggil Anda dengan sebutan itu, dan biarkan mata penuh perhatian itu memenuhi hati Anda. Ada sesuatu yang berbeda disana. Cobalah. Rasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar